Forgotten Pranoto Mongso

Pranata Mongso, kaLau secara harfiah berarti pengaturan waktu musim. Pranoto mongso biasanya digunakan oLeh para petani pedesaan, yang didasarkan pada naLuri saja. Meski begitu bagi para petani tetap memakainya sebagai patokan untuk mengoLah pertanian.Forgotten Pranoto Mongso
Menurut sejarah, sebetuLnya Pranoto Mongso baru dimuLai tahun 1856, saat Surakarta diperintah oLeh Pakoeboewono VII, yang memberi patokan bagi para petani agar tidak rugi daLam bertani, tepatnya dimuLai tanggaL 22 Juni 1856. Urutan Pranoto Mongso adaLah sebagai berikut:
  1. Kasa (41 hari 23 Juni – 2 Agustus).
    Masa terang yang biasanya kering. Pada masa ini para petani membakar sisa batang padi yang tersisa di sawah, dan dimuLai menanam paLawija. Dedaunan muLai rontok, beLalang berteLur.
  2. Karo (23 hari 3 Agustus – 25 Agustus).
    Hawa udara menjadi panas. Palawija muLai tumbuh, pohon randu dan mangga muLai bersemi, tanah muLai banyak yang retak dan berLubang.
  3. Katiga (24 hari 26 Agustus – 18 September).
    Sumur-sumur muLai kering dan angin yg berdebu. Lahan tidak dapat ditanami karena panas dan tidak ada air. Masa ini paLawija muLai dipanen dan berbagai jenis bambu tumbuh.
  4. Kapat (25 hari 19 September – 13 Oktober).
    Pada masa ini di sawah tidak ada / jarang tanaman, para petani muLai menggarap sawah untuk ditanami Lagy Gaga padi gaga, pohon randu muLai berbuah, burung-burung keciL muLai membuat sarang dan berteLur.
  5. Kalima (27 hari 14 Oktober – 9 Nopember).
    Masa ini ditandai dengan hujan pertama, aLiran air di sawah muLai diperbaiki, petani muLai menyebar padi gaga, pohon asem muLai tumbuh daun muda, dan uLat-uLat muLai keLuar.
  6. Kanem (43 hari 10 Nopember – 22 Desember).
    Alam menghijau, para petani muLai menyebar bibit tanaman padi di pembenihan, banyak buah-buahan, burung beLibis muLai terLihat di tempat-tempat berair. Musim petani muLai membajak sawah.
  7. Kapitu (43 hari 23 Desember – 3 Februari).
    Masa datangnya penyakit. Benih padi muLai ditanam di sawah, banyak hujan, banyak sungai banjir dan angin kencang.
  8. Kawolu (26/27 hari 4 Februari – 1 Maret).
    Tanaman padi sudah muLai menghijau, sebagian muLai berbuah, muLai banyak binatang uret, banyak mendung dan kiLat.
  9. Kasanga (25 hari 2 Maret – 26 Maret).
    Padi muLai berkembang dan sebagian sudah berbuah, jangkrik dan tongeret muLai muncuL dan bersuara.
  10. Kasepuluh (24 hari 27 Maret – 19 April).
    Padi muLai menguning, sebagian sudah muLai panen. Banyak hewan hamiL, burung-burung keciL muLai menetas teLurnya.
  11. Dhesta (23 hari 20 April – 12 Mei).
    Hujan muLai habis, para petani muLai panen raya.
  12. Saddha (41 hari, 13 Mei – 22 Juni).
    Kemarau teLah tiba, petani muLai menjemur padi dan memasukkannya ke lumbung. Di sawah hanya tersisa batang padi kering.
Uraian singkat tentang Pranoto Mongso, yang jika dikaitkan dengan kondisi saat ini, tentunya harus dicocokkan secara iLmiah, berdasarkan kondisi aLam, kemajuan teknoLogi, dan lain sebagainya.
Terlepas dari semua itu, adanya aturan sistematis tersebut menunjukkan kemajuan adat dan budaya serta kemampuan orang Jawa untuk menganaLisa masaLah gLobaL dan menafsirkannya daLam bentuk aturan baku. Pranoto Mongso (sebenarnya) masih perLu dan (seharusnya) akan tetap dipakai oLeh orang Jawa daLam berbagai aspek kehidupan.

0 komentar:

Posting Komentar